Kamis, 23 Februari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM ENTOMOLOGI


LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI
PREPARASI PINJAL TIKUS DAN
PREPARASI NYAMUK



 






Disusun Oleh :
Setiya Dewi Megasari
B0903048


PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            10 golongan yang dinamakan phylum diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit malaria, demam berdarah, dan phylum chodata yaitu tikus sebagai pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah (hospes), pinjal Xenopsylla cheopis yang menyebabkan penyakit pes.
Rodensia atau binatang pengerat seperti tikus merupakan resevoar penyakit yang menular dari hewan ke hewan maupun dari hewan ke manusia. Tikus dapat mengkonsumsi dan mengkontaminasi makanan untuk ternak dan hewan lain, bahkan juga pada makanan manusia. Rodensia komensal yaitu rodensia yang hidup didekat tempat hidup atau kegiatan manusia ini perlu lebih diperhatikan dalam penularan penyakit.
Nyamuk merupkan serangga yang mengalami metamorfosis lengkap, terdiri dari empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk memerlukan darah untuk proses pematangan telurnya. Beberapa spesies nyamuk menghisap darah terutama di malam hari seperti nyamuk Culex dan Anopheles, spesies lainnya terutama siang hari (pagi sampai sore) misalnya nyamuk A.agypty. Habitat perindukan nyamuk betina sangat bervariasi, mulai dari tempat yang semi-akuatik sampai ke sistem perairan yang luas.

B.     Tujuan
1.      Agar mengetahui cara kerja pembuatan preparasi nyamuk dan pinjal.
2.      Agar mengetahui kegunaan dari preparasi nyamuk dan pinjal.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Nyamuk merupkan serangga yang mengalami metamorfosis lengkap,terdiri dari empat  stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk memerlukan darah untuk proses pematangan telurnya. Beberapa spesies nyamuk menghisap darah terutama di malam hari seperti nyamuk Culex dan Anopheles, spesies lainnya terutama siang hari (pagi sampai sore) misalnya nyamuk Aigypty.(Christopher, 2009)
Perkembang biakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan umpan/darah (feeding places) dan tempat untuk beristirahat (reesting palces). Nyamuk mempunyai tipe breeding palces yang berlainan seperti culex dapat berkembang di sembarangan tempat air, sedangkan Aedes hanya dapat berkembang biak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah langsung, mansonia senang berkembang biak di kolam – kolam, rawa – rawa, danau yang banyak tanaman airnya dan Anopeheles bermacam breeding place, sesuai dengan jenis anophelesnya (Nurmaini, 2001)
Pinjal adalah serangga dari ordo Siphonaptera berukuran kecil (antara 1,5–4 mm), berbentuk pipih dibagian samping (dorso lateral). Kepala-dada-perut terpisah secara jelas. Pinjal tidak bersayap, berkaki panjang terutama kaki belakang, bergerak aktif di antara rambut inang dan dapat meloncat. Serangga ini berwarna coklat muda atau tua, ditemukan hampir di seluruh tubuh inang yang ditumbuhi rambut. Pinjal dewasa bersifat parasitik sedang predewasnya hidup di sarang, tempat berlindung atau tempat-tempat yang sering dikunjungi tikus.(Rabea Pangerti .J, 1995) menambahkan, Xenopsylla cheopis; merupakan pinjal yang dapat bertindak sebagai vektor penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia disebut Murine Typhus yang dapat ditularkan dari tikus ke tikus dan hewan percobaan lainnya atau bahkan dapat menular dari tikus ke manusia, melalui gigitan pinjal tersebut.



BAB III
MATERI DAN METODE

A.    Materi
1)      Pembuatan preparasi pinjal tikus
Ø Alat
Ø Bahan
·      Object glass
·      Tikus
·      Dek glass
·      Pinjal
·      Cawan petri
·      KOH 10%
·      Nampan
·      NaoH 5%
·      Karung
·      Chloroform
·      Sisir / sikat
·      Aquadest
·      Penggaris
·      Alkohol 96%

2)      Pembuatan preparasi nyamuk
Ø Alat
Ø Bahan
·      Pinset
·      Kapas
·      Pin punch
·      Nyamuk
·      Jarum pinning
·      Alkohol
·      Mikroskop

·      Kutek

·      Cawan petri

·      Bridder

·      Kertas






B.     Metode
1)      Cara kerja preparasi Pinjal
·      Masukkan tikus ke dalam karung, lalu bius dengan chloroform
·      Setelah pingsan taruh tikus dalam nampan
·      Ukur pj. Total, pj. Kaki, pj. Daun telinga, dan pj. Ekor tikus
·      Untuk memperoleh pinjal tikus tersebut, sisir tikus dari ujung ekor ke ujung kepala
·      Setelah pinjal didapat, rendam pinjal dalam aquadest selama 4 jam
·      Kemudian rendam dalam KOH 10% selama 24 jam
·      Setelah itu rendam lagi dengan Na0H 5% selama 5 jam
·      Kemudian pinjal dipress dan di tetesi dengan alkohol 96% selama 15 menit, lalu ditutup dengan dek glass

2)      Cara kerja preparasi nyamuk
·      Ambil nyamuk dengan respirator, masukan ke bridder
·      Bius dengan chloroform, lalu taruh pada cawan petri
·      Identifikasi jenis nyamuk dengan mikroskop
·      Kertas yang telah di bentuk sesuai dengan pin punch, tusuk ujung kertas dengan jarum pinning
·      Oleskan kutek pada kertas yang telah ditusuk tadi
·      Kemudian ambil nyamuk dengan pinset
·      Taruh nyamuk pada kertas yang telah diolesi kutek tadi







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Ø  Hasil identifasi tikus rumah
·         Tikus A (betina)
v  Pj Total =35,5 cm
v  Pj Kaki = 3,5 cm
v  PD telinga =1,5 cm
v  Pj ekor =19 cm
v  7 ekor tungau

·      Tikus B (jantan)
v  Pj total =31 cm
v  Pj kaki =3,5
v  PD telinga = 1,8 cm
v  Pj ekor = 17 cm
·      Tikus C (Betina)
v  Pj total = 30 cm
v  Pj kaki = 3 cm
v  PD telinga= 1,4 cm
v  PJ ekor =16 cm
Ø             
·      Tikus D
v  Pj total =19 cm
v  Pj kaki =2,5 cm
v  PD telinga =1 cm
v  Pj ekor =10 cm


Ø Hasil identifikasi nyamuk
·         Nyamuk Culex Sp.(betina)  =  2 ekor
·         Nyamuk Anopheles Kochi (betina) = 1 ekor
·         Nyamuk Armigeres Sp. = 1 ekor

B.       Pembahasan
Dari hasil identifikasi didapati 4 jenis tikus rumah sama sekali tidak terdapat pinjal, hanya di temukan pada tikus A(betina) 7 tungau. Sedangkan nyamuk yang di identifikasi di dapati 5 jenis culek dan 1 jenis anopheles.
Tikus yang akan di cari pinjalnya merupakan tikus jenis Rattus rattus diardii (tikus rumah) tidak tinggal ditanah tetapi disemak-semak dan atau diatap bangunan. Bantalan telapak kaki jenis tikus ini disesuaikan untuk kekuatan menarik dan memegang yang sangat baik. Hal ini karena pada bantalan telapak kaki terdapat guratan-guratan beralur, sedang pada rodensi penggali bantalan telapak kakinya halus.
Ciri-ciri tikus rumah mempunyai berat 80-300 gram, Hidung runcing, badan kecil,16-21 cm, ekor Lebih panjang dari kepala+badan,warna tua merata,tidak berambut 19-25cm, telinga Besar,tegak,tipis dan tak berambut, 25-28 mm, bulu abu-abu kecoklatan sampai kehitam-hitaman dibagian punggung,bagian perut kemungkinan putih atau abu-abu,hitam keabu-abuan.
Karena tidak terdapat pinjal pada tikus tersebut, jadi cara kerja preparasi pinjal hanya di sampaikan secara teori seperti yang disebutkan di atas. Preparasi pinjal berguna untuk mengawetkan pinjal agar dapat di simpan lama dan tidak mengalami kerusakan saat diperiksa.
Genus Anopheles mempunyai lebih kurang 300 jenis di dunia dan lebih dari 60 jenis di antaranya merupakan vektor malaria. Jumlah jenis Anopheles di Indonesia sangat banyak, meskipun tidak semuanya berperan sebagai vektor penyakit malaria melalui Plasmodium. Menurut catatan kepustakaan, terdapat 68 jenis Anopheles di Indonesia, tetapi yang berperan sebagai vektor malaria atau yang diduga dapat menjadi vektor malaria adalah sekitar 22 jenis.(R. Ameria Sumatri, 2005)
Nyamuk anopheles mempunyai ciri-ciri proboscis dan palpi sama panjang, scutellum berbentuk satu lengkungan (setengah lingkaran), urat sayap bernoda pucat dan gelap, jumbai biasanya terdapat noda pucat, pada palpi bergelang pucat atau sama sekali tidak bergelang, serta kaki panjang dan langsing.
            Nyamuk Culex pipiens adalah nyamuk rumah, jenis ini merupakan satu kelompok yang terdiri dari sejumlah sub jenis yang masing-masing mempunyai perbedaan ekologik dan karakteristik. Jenis ini terdapat di seluruh Dunia. Nyamuk Culex tidak hanya mengganggu dengan dengungan dan menggigit tetapi mereka juga penting bagi vector malaria unggas, cacar unggas, ensefalitis st. Louis orang dan nematode filarial Wucherecia bancrofti pada orang dan Dirofilaria munitis pada anjing.
BAB V
KESIMPULAN


Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat di tarik kesimpulan:
1.      Sebelum nyamuk dan pinjal di awetkan perlu di identifikasi terlebih dahulu agar lebih mudah dalam member label saat disimpan.
2.      Preparasi nyamuk dan pinjal berguna untuk mengawetkan nyamuk dan pinjal agar dapat di simpan lama dan tidak mengalami kerusakan saat diperiksa.











 


DAFTAR PUSTAKA



Amelia, R Sumatri dan Djoko T. Iskandar.2005. Kajian Keberagaman Genetik Nyamuk Anopheles barbirostris dan A. vagus di dua Daerah Endemik Penyakit Malaria di Jawa Barat. Jurnal Matematika dan Sains.Institut Teknologi Bandung. Vol. 10 No. 2
Chin, J.2000.Manual Pemberantasan Penyakit Menular.APHA.
Christopher.2009.Optimalisasi Kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala di Wilayah Kerja Pelabuhan Kampung Dalam Pekanbaru Faculty of Medicine;University of Riau.
Depkes RI.2003.Modul Entomologi Malaria.Direktorat Jendral PPM&PL.
Levine, N.D.1994.Parasitologi Veteriner.Yogyakarta;UGM Press.
Nurmaini.2001.Identifikasi Vektor dan Binatang Pengganggu Serta Pengendalian Anopheles aconitus Secara Sederhana;Universitas Sumatera Utara.
Pangerti,R.J.M,Edhie S,Siti Sundari Y.1995.Kontaminasi Dalam Pemeliharaan Hewan Percobaan Secara Konversional di Daerah Tropis.Cermin Dunia Kedokteran.No 101



Tidak ada komentar:

Posting Komentar