Jumat, 24 Februari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH


LAPORAN PRAKTIKUM
PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH
PENGUKURAN OKSIGEN TERLARUT PADA SAMPEL AIR




Disusun Oleh:
Setiya Dewi Megasari
B0903048


DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
 Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga perempat dari bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum. Selain itu, air juga diperlukan untuk kepentingan memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran.
Air sangat dibutuhkan manusia dan makhluk hidup lainnya dalam jumlah yang besar dan apabila terjadi kekurangan air yang disebabkan oleh perubahan iklim akan mengakibatkan bahaya yang fatal bagi makhluk hidup. Dapat dinyatakan bahwa kualitas air merupakan syarat untuk kualitas kesehatan manusia, karena tingkat kualitas air dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan masyarakat.
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestic, dan kegiatan lain berdampak negative terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air
Pencemaran air adalah penambahan unsur atau organisme laut kedalam air, sehingga pemanfaatannya dapat terganggu. Pencemaran air dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial, karena adanya gangguan oleh adanya zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih. Keadaan ini akan menyebabkan oksigen terlarut dalam air pada kondisi yang kritis, atau merusak kadar kimia air. Rusaknya kadar kimia air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari air. Besarnya beban pencemaran yang ditampung oleh suatu perairan, dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah polutan yang berasal dari berbagai sumber aktifitas air buangan dari proses-proses industri dan buangan domestik yang berasal dari penduduk.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan masalah “ Bagaimana cara pengukuran DO dalam air limbah dan apa saja pengaruhnya sebagai parameter kualitas air limbah”.

C.      Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1.    Mengetahui pengertian DO
2.    Mengetahui hasil pengukuran DO terhadap air sampel yang di uji.
3.    Mengetahui perbandingan hasil penguuran DO dengan standar kualitas air
















BAB II
ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA


A.    Alat
a.       Buret 50 ml dan Statif
b.      Labu Erlenmeyer
c.       Pipet Tetes
d.      Gelas ukur
e.       Gelas Kimia
f.       Corong Gelas
g.      Botol Oksigen
h.      Pipet Ukur
i.        Pipet Filler
j.        Sarung Tangan

B.     Bahan
a.       Sampel Air Irigasi Pasar Salak
  1. Sampel Limbah Pabrik Tapioka
  2. Sampel Limbah Tahu
  3. Sampel Limbah Pabrik Kayu
  4. Sampel Limbah Rumah Tangga
  5. Sampel Air Sungai
  6. Larutan MnSO4
  7. Larutan Pereaksi O2
  8. Larutan H2SO4
  9. Indikator Kanji
k.      Larutan Na-thiosulfat 0,025 N


C.    Cara Kerja
a.       Menyiapkan semua alat dan bahan yang di perlukan
b.      Memakai sarung tangan sebelum praktikum
c.       Memasukkan air ke dalam botol oksigen sampai penuh kemudian menuangkan ke dalam gelas ukur dan mengukur volumenya sebagai volume botol
d.      Memasukkan air sampel ke dalam botol oksigen sampai penuh dan menutup dengan tutup botolnya
e.       Membuka tutup botol dan menambahkan 2 ml MnSO4 pekat dan 2 ml larutan Pereaksi O2, ketika memasukkan reagent ke dalam botol oksigen sebaiknya ujung pipet ukur masuk ke dalam permukaan air, kemudian menutup kembali botol dan mengocok dengan cara membolak – balikan botol sampai homogen
f.       Mendiamkannya kurang lebih 5 menit dan mengamati warna endapan yang ada:
1.      Apabila berwarna putih, maka oksigen terlarutnya nol (tidak ada)
2.      Apabila berwarna coklat, maka di ketahui ada oksigen teerlarutnya, proses pengukuran di lanjutkan
g.      Membuka tutup botolnya dan menambahkan 2 ml H2SO4 pekat, menutup kembali botol oksigen dan mengocok dengan cara membolak – balikan botol hingga larut homogen
h.      Menuangkan isi larutan ke dalam labu erlenmeyer dan menambah 2 ml indikator amylum (kanji)
l.        Melakukan titrasi dengan Na-thiosulfat 0,025 N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi tepat tidak berwarna dan mencatat banyaknya Na-thiosulfat yang di gunakan
m.    OT = 1000 / vol. botol-4 x p ml x N x f x ME OMenghitung kandungan oksigen terlarut dengan rumus:






BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.      Hasil
Tabel pengukuran DO


No
Sampel
OT (mg/l)
1
Air Irigasi Pasar Salak
8,041
2
Limbah Pabrik Tapioka
0
3
Limbah Tahu
0
4
Pabrik Kayu
2,823
5
Limbah Rumah Tangga
3,379
6
Air Sungai
3,488

A.      Pembahasan
   Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menegaskan bahwa kadar DO minimum yang harus ada pada air adalah 6 mg/lt. Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter kimia air yang berperan pada kehidupan biota perairan. Penurunan oksigen terlarut dapat mengurangi efisiensi pengambilan oksigen bagi biota perairan sehingga menurunkan kemampuannya untuk hidup normal. Pengukuran DO sebagai parameter kualitas air sangat berguna karena air dengan kadar DO berlebih dapat menyebabkan dampak terhadap ekologi. Seandainya terjadi penurunan kandungan oksigen (DO rendah) maka akan meningkat nilai BOD dan COD, sehingga biota atau phitofklankton akan mati, yang pada akhirnya akan mempengaruhi siklus mata rantai makan dalam lingkungan air tersebut secara menyeluruh, terhadap komponen kimia air lainnya, kandungan DO sangat menentukan konsentrasi dan kondisi dari parameter kimia dan fisik air, baik secara selaras (saling mendukung) atau secara terbalik (bertolak belakang), seperti : DO tinggi/baik maka suhu rendah, TSS rendah (air jernih), pH netral, dll (hubungan selaras dan DO baik/tinggi maka COD/BOD rendah.serta bagi kesehatan, sumberdaya air dengan kandungan gas oksigen yang tinggi, maka air akan terasa segar dan oksigen yang terkandungnya dapat mengikat beberapa unsure kimia radikal bebas dalam tubuh dan dikeluarkan melalui sekresi/ekresi air seni dan keringat, sehingga secara umum dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Dari hasil pengukuran DO pada beberapa sampel air, didapatkan hasil DO pada air irigasi pasar salak 8,041 mg/lt; limbah pabrik tapioka 0; limbah tahu 0; pabrik kayu 2,823; limbah rumah tangga 3,379 dan pada air sungai 3,488. Hal ini menunjukkan pada sampel air limbah tapioka dan limbah tahu memiliki kadar DO terendah sehingga tingkat pencemaran pada kedua sampel air tersebut tinggi. Rendahnya kadar DO pada sampel air limbah tapioka dan air limbah tahu disebabkan
karena adanya kandungan bahan-bahan tertentu dalam air seperti bahan buangan cairan berminyak dan bahan buangan padat. Lapisan minyak di permukaan akan mengganggu mikroorganisme dalam air. Hal ini disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air, sehingga oksigen terlarut akan berkurang. Adanya lapisan tersebut juga akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga fotosintesa tumbuhan air akan terganggu. sehingga kandungan DO pada air akan semakin rendah dan meningkatkan tingkat pencemaran. Selain itu, bahan buangan padat juga berpengaruh terhadap kadar DO dalam air.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air kadar maksimum DO yang diperbolehkan adalah 6 mg/lt. Oleh karena itu, dari hasil pengukuran kadar DO pada beberapa sampel air yang telah di uji menunjukkan bahwa air yang sesuai standar yang diperbolehkan adalah air irigasi pasar salak yaitu dengan nilai DO 8,041 mg/lt. Sementara itu sampel air yang lain belum memenuhi syarat yang telah ditentukan karena masih dibawah ambang batas yang ditentukan. Sampel air tersebut adalah limbah pabrik tapioka 0; limbah tahu 0; pabrik kayu 2,823; limbah rumah tangga 3,379 dan pada air sungai 3,488 yang menunjukkan bahwa air tersebut memiliki tingkat pencemaran yang tinggi.






BAB IV
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Dari hasil pembahsan diatas, dapat diambil kesimpulan:
1.    Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO diukur dalam bentuk konsentrasi yang menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air.
2.    Kadar DO tertinggi adalah pada air irigasi pasar salak yaitu 8,041 sedangkan yang terendah adalah pada air limbah tapioka dan air limbah tahu yaitu dengan nilai DO 0.
3.    Sampel air yang memenuhi standar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air adalah air irigasi pasar salak sedangkan yang tidak memenuhi sarat adalah limbah pabrik tapioka, limbah tahu, pabrik kayu, limbah rumah tangga dan pada air sungai.

B.       Saran
Dalam melakukan kegitan, hendaknya memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang dapat merugikan. Seperti halnya pencemaran pada perairan yang dapat menimbulkan gangguan pada ekosistem akuatik yang nantinya akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan manusia.





DAFTAR PUSTAKA


Animous.2010.Pencemaran Air.medan:USU
Oksigen Terlarut.2011.http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen_Terlarut.di akses tanggal 4 januari 2011
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Osean, Volume XXX, Nomor 3, 2005:21-26.
Walina, S. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak dan Penanggulangannya. Bogor: IPB.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar