BAHAN TAMBAHAN PENYEDAP RASA
PADA MAKANAN
Di Susun Oleh:
Setiya Dewi Megasari
B0903048
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK BANJARNEGARA
PROGRAM STUDIKESEHATAN LINGKUNGAN
BANJARNEGARA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makan adalah sumber energi bagi manusia. Secara umum makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi yang mengandung zat hidrat arang, protein, vitamin dan mineral.agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kualitas makanan harus diperhatikan. Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat-zat gizi yang dibutuhkan pada makanan. Namun, dengan banyaknya persaingan dalam bidang produksi makanan banyak perusahaan makanan yang menggunakan bahan-bahan tambahan makanan untuk meningkatkan cita rasa makanan untuk memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan dampak negatif bagi konsumen.
Zat tambahan pada makanan semakin mendapat perhatian dalam kehidupan masyrakat. Zat tambahan pada makanan itu bermacam-macam mulai dari zat pewarna, pemanis, penyedap, pengawet dan pengemulsi. Zat tambahan makanan biasanya digunakan secra sengaja, zat tambahan tadi dapat emnyebabkan makanan lebih seda, tampak lebih menarik, bau dan rasa lebih sedap, dan makanan lebih tahan lama (awet), tetapi karena makanan tersebut dapat berbahaya bagi manusia maka disebut zat pencemar.
Salah satu bahan tambahan makanan yang sering digunakan adalah bahan penyedap makanan. Penyedap rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Penyedap rasa makanan bisa bisa terbuat dari bahan-bahan penyedap alami maupun bahan penyedap buatan atau sintetis.
Pemberian bahan penyedap rasa pada makan harus memperhatikan jenis dan jumlah bahan penyedap yang dimasukkan dalam makanan agar makanan yang dihasilkan tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Zat tambahan pada makanan ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak diperbolehkan. Perhatian terhadap bahan penyedap makanan yang digunakan pada makanan harus ditingkatkan agar masyarakat dapat memilih makanan yang sehat dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui fungsi bahan penyedap rasa makanan pada makanan
2. Mengetahui macam-macam bahan penyedap rasa makanan
3. Mengetahui dampak penggunaan bahan penyedap rasa makanan terhadap kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan definisi dari WHO, makan adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi lain yang digunakan untuk pengobatan (Chandra, 2006). Ada 4 fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia yakni:
1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.
2. Memeproleh energi guna melakukan aktifitas sehari-hari.
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain.
4. Berperan didalam mekanisme pertahanan tibuh terhadap berbagai penyakit.
Agar makanan berfungsi sebagai mana mestinya, kualitas makanan harus diperhatikan. Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam makanan dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan ( Mulia, 2005).
Menurut Femelia (2009), bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai bahan makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan. Anonim (2010) menambahkan, zat tambahan pada makanan itu bermacam-macam mulai dari zat pewarna, pemanis, penyedap, pengawet dan pengemulsi. Zat tambahan makanan ini digunakan agar makanan enak dirasakan, lebih enak dipandang dan lebih awet bila disimpan.
Salah satu bahan tambahan makanan yang biasa digunakan adalah bahan penyedap rasa. Penyedap rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma (Rahamawati, 2006).
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai bahan makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja di tambahkan kedalam makanan untuk masuk teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan.
Dilihat dari asalnya, bahan tambahan makanan dapat berasal dari sumber alamiah maupun buatan yang disentesis dari bahan yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat metabolismenya. Pada umumnya bahan sintesis mempunyai lebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah tetapi ada pula kelemahan yaitu sering terjadi ketidak sempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker. Salah satu bahan tambahan makanan yang sering digunakan adalah bahan penyedap rasa.
Bahan penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa makanan. Penyedap rasa dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Penyedap rasa berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.
Bahan-bahan yang termasuk dalam Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini ada yang diperoleh dari alam berupa rempah-rempah, misalnya: bawang putih, bawang bombay, pala, merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan daun pandan, cengkeh, cabai, laos, kunyit dan bahan lainnya. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan.
Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Penyedap sintetik pada dasarnya merupakan tiruan dari yang terdapat di alam. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis:
a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;
b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan;
c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.
Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG (mononatrium glutamat). MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Daging, susu, ikan, dan kacang- kacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas rasa). monosodium glutamat (MSG) merupakan zat yang tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Penggunaan monosodium glutamat akan merusak jaringan otak dan banyak bahaya lain seperti kerusakan sel hipothalamus mencit, memicu hipertensi, asma, hipokalimia, diabetes melitus, kelemahan otot dan tulang (kelumpuhan).
Masalah-masalah kesehatan yang dihubungkan dengan MSG antara lain:
1. MSG menyebabkan syndrom restoran cina, antara lain rasa haus, pusing, tubuh kejang dan jantung berdebar-debar.
2. MSG dituduh sebagai penyebab makanan snack yang disukai anak-anak menjadi tidak menyehatkan.
3. Karena mengandung natrium, MSG dituduh sebagai pencetus hipertensi. Dari rumus molekulnya maupun analisa laboratorium kita bisa mengetahui kadar natrium dalam MSG, yaitu 12%. Sementara itu garam mengandung 40% natrium atau tiga kali lebih tinggi. Berdasarkan banyak uji rasa yang telah dibuktikan, kadar natrium dalam makanan bisa kita kurangi hingga 40% dengan menambahkan sedikit MSG tanpa mengurangi rasa enak.
4. Rasa enak yang ditimbulkan oleh MSG dituduh sebagai penyebab penggunaan MSG yang berlebihan. Sama seperti pemakaian garam, pemakaian MSG memiliki dosis optimum yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan. Penggunaan MSG lebih tinggi dari dosis optimum ini dapat mengurangi rasa enak makanan dimana kita umumnya tidak menginginkannya.
5. MSG menyebabkan kerusakan otak dan menyebabkan kanker. Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 235 Tahun 1979, MSG atau vetsin boleh dipakai, asalkan secukupnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan:
1. Penyedap rasa berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.
2. Bahan penyedap rasa pada makanan bersumber dari bahan alami maupun bahan buatan (sintetis)
3. Penggunaan MSG pada dosis yang berlebihan akan menimbulkan dampak kesehatan bagi manusia.
B. Saran
Bahan tambahan makanan hendaknya bersumber dari bahan yang tidak membahayakan kesehatan. Penggunaan bahan tambahan makanan hendaknya memperhatikan batas maksimal yang diperbolehkan sehingga dapat mencegah dampak negatif yang timbul akibat penambahan bahan makanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pentingnya Edukasi dan Sosialisasi Dalam Memilih Makanan. Surabaya: UBAYA.
Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.
Femelia, W. 2009. Analisis Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009. Medan: USU.
Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga Univercity press.
Mulia, RM. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha ilmu.
Rahmawati, IN. 2006. Proses Produksi Kacang Atom, Kacang Atom Pedas, Kacang Bandung, Kacang Telur Dan Pilus Di. Ud. Bintang Walet Handika Klaten Jawa Tengah. Surakarta: USM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar