Jumat, 06 Januari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN UDARA


LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN UDARA
PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN DI KAWASAN INDUSTRI FALCATA JL. RAYA KALIBENDA BANJARNEGARA


 






Disusun Oleh :
Setiya Dewi Megasari
B0903048



KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK BANJARNEGARA
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
BANJARNEGARA
2011



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Usaha peningkatan kualitas hidup manusia sejak revolosi industri pada pertengahan abad ke 19 hingga sekarang masih terus berkembang. Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia berupaya dengan segala daya untuk mengolahdan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan.  Manusia menciptakan peralatan baru yang berupa mesin-mesin dan alat bantu lainnya yang berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam waktu yang singkat. Pemakaian mesin dan peralatan baru dalam bidang industri serta pemanfaatan teknologiuntuk mendapatkan produk yang tinggi diharapkan akan dapat mencapai sasaran kualitas hidup manusia yang lebih baik.
Di daerah industri banyak beroperasi berbagai pabrik seperti kimia, semen, kayu lapis, pembangkit listrik maupun yang lainnya.  Kegiatan industri tersebut potensial dalam menghasilkan bahan pencemar udara.  Pencemaran udara adalah bertaambahnya bahan atau subtrat fisik atau kimia kedalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat di diteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material.
Bahan pencemar udara yang dapat dikeluarkan oleh industri maupun pembangkit listrik antara lain adalah partikel debu, gas SO2 (sulfur diaoksida), gas NO2 (nitrogen dioksida), gas CO (karbon monoksida), gas NH3 (amoniak), dan gas HC (hodro karbon).
Perubahan kualitas udara ambien, biasanya mencakup parameter-parameter seperti gas SO2, NO2, CO, NH3, O3, H2S, HC, dan partikel debu. Apabila terjadi peningkatan kadar bahan-bahan tersebut diudara ambien yang melebihi nilai baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan, dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui kualitas udara ambien di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda.
2.      Mengetahui macam sumber pencemaran di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda.

C.    Manfaat
Praktikum ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang :
1.      Cara pengukuran kualitas udara ambien di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda
2.      Kadar masing-masing udara ambien di kawasan industry Jalan Raya Kalibenda






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Gambaran Umum
Jalan Raya Kali Benda merupakan jalur utama yang berada di wilayah tengah yang menghubungkan antara kota Banjarnegara dengan Wonosobo. Oleh karena itu jalur tersebut sangat padat, terlebih pada jam pagi dan sore hari karena berada pada kawasan industri kayu lapis dan terdapat Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU).
Sumber pencemar yang terdapat di kawasan industri  PT Falcata Jalan Raya Kali Benda yaitu :
1.    Asap pabrik kayu lapis
2.    Asap kendaraan bermotor
3.    Asap kegiatan dapur warung makan
4.    Debu dari jalan
5.    Pabrik pemotongan batu
6.    SPBU

B.     Perhitungan
Pengukuran kualitas udara ambien yang dilakukan pada tanggal 18 mei 2011 di depan SPBU Hiu Jalan Raya Kali Benda dengan titik koordinat S= 070 23’31,3” dan E= 1090 43’55,3” pada jam 09:14, pada kondisi cuaca cerah dan suhu 30,50C didapatkan hasil pada tabel berikut ini :
No
Parameter
Satuan
Metode Uji
Hasil Uji
Baku Mutu
1
SOx
µg/m3
Portable Analisator
1,9
900 μg / Nm3

2
NOx
µg/m3
Portable Analisator
0,0
400 μg / Nm3

3
O2
µg/m3
Portable Analisator
20,8
-
4
H2S
µg/m3
Portable Analisator
0,0
-
5
Karbon Monoksida (CO)
µg/m3
Portable Analisator
0,0
30.000 μg / Nm3
6
Nitrogen Dioksida (NO2)
µg/m3
Portable Analisator
0,0
400 μg / Nm3


Berbeda dengan hasil pengukuran kualitas udara ambien yang di lakukan di depan pabrik Falcata Jalan Raya Kali Benda pada hari yang sama pada jam yang berbeda yaitu pada pukul 09:45 pada titik koordinat S= 070 23’30,9” dan E= 1090 43’59,3” pada kondisi cuaca cerah dan suhu 29,90C, didapatkan hasil sebagai berikut :
No
Parameter
Satuan
Metode Uji
Hasil Uji
Baku Mutu
1
SOx
µg/m3
Portable Analisator
0,6
900 μg / Nm3

2
NOx
µg/m3
Portable Analisator
0,0
400 μg / Nm3

3
O2
µg/m3
Portable Analisator
20,7
-
4
H2S
µg/m3
Portable Analisator
0,0
-
5
Karbon Monoksida (CO)
µg/m3
Portable Analisator
4,5
30.000 μg/ Nm3
6
Nitrogen Dioksida (NO2)
µg/m3
Portable Analisator
0,05
400 μg / Nm3


Pencemaran udara oleh gas SO2, NO2, CO, NH3, O3, H2S, HC, dan partikel debu selain di sebabkan oleh limbah asap industri juga di pengaruhi oleh padatnya lalu lintas. Dari hasil pengukuran kepadatan lalu lintas di depan PT Falcata dari arah Wonosobo ke arah Banjarnegara, begitu juga sebaliknya didapatkan hasil pada tebel berikut ini :
Waktu
Arah
Truk
Bus
Mini Bus
Angkot
Station
Sepeda Motor
09:45-10:12
Wonosobo àBanjarnegara
52
4
3
23
32
227
09:42-10:12
Banjarnegara àWonosobo
31
6
3
21
44
217

Adanya industri dan pemakaian kendaraan bermotor berbahan bakar fosil memberikan efek terhadap manusia dan lingkungan yaitu mengakibatkan pencemaran udara dari gas-gas buangan hasil pembakaran. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Udara bersih merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna dan berasa. Akan tetapi kini udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, teutama di areal industry dan wilayah yang padat lalu lintasnya. Berikut ini dijelaskan karakteristik beberapa gas yang terkandung di dalam udara:
1.      SOx
SOx atau belerang mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaituSO2 dan SO3. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimia lainnya. Pada gas buangan hasil pembakaran pada umumnyamengandung gas SO2 lebih banyak dari pada gas SO3. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industry menyebabkan kadar gas SOx di uadara meningkat. Reaksi antar SOx dan uap air yang ada di udara akan membentuk asam sulfit ataupun asam sulfat apabila turun ke bumi akan mengakibatkan hujan asam. Efek hujan asam adalah dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada manusia dan hewan SOx akan menyebabkan gangguan pada system pernafasannya. Hal ini terjadi karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lender pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai paru-paru.
2.      NOx
NOx atau Nitrogen Oksida mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO2 dan NO. sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam sangat menyengat hidung. Kandungan jumlah NOx di masing-masing wilayah berbeda tergantung keberadaan sumber pencemar seperti banyaknya kendaraan bermotor, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah, industry, dan lain-lain. Sifat toksisitas gas NO2 empat kali lebih kuat daripada toksisitas gas NO. NO2 sangat berbahaya karena apabila masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan pembengkakan sehingga penderita akan sulit bernafas yang dapat menyebabkan kematian. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bial keracunan ini berlanjut akan menyababkan kelumpuhan. Selain berbahaya bagi manusia dan hewan NOx juga berbahaya bagi tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun, menyebabkan nekrosis atau keruasakan pada jaringan daun sehingga tanaman tidak mampu melakukan fotosintesis.
3.      O2
Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini. Atmosfer atau udara merupakan campuran berbagai macam gas yang bersifat homogen. Susunan utama dari udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% gas-gas mulia dan 0,03% karbon dioksida dan beberapa gas lainnya dalam jumlah yang sangat kecil (renik). Oksigen atmosfer berperan penting selain untuk bernafas bagi manusia, oksigen juga berperan dalam reaksi yang menghasilkan energi seperti pada pembakaran bahan bakar fosil dan digunakan oleh orgaisme aerobic dalam proses degradasi bahan organic. Pembakaran dari bahan bakar fosil membutuhkan banyak oksigen akan tetapi hal tersebut tidak membahayakan kontinuitas oksigen karena semua oksigen dalam bentuk molekul yang sekarang ada dalam atmosfer merupakan hasil dari kegiatan fotosintesis oleh organisme.
4.      H2S
Gas H2S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur Sulfur. Satuan ukur gas H2S adalah PPM ( part per milion ). Gas H2S disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang atau uap bau. Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri. Oleh karena itu gas ini dapat ditemukan di dalam operasi pengeboran minyak / gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.
ü  Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :
·         Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk.
·         Merupakan jenis gas beracun.
·         Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit) 4.3% (43000 PPM) sampai UEL (Upper Explosive Limite) 46% (460000 PPM) dengan nyala api berwarna biru pada temperature 5000 F (2600C).
·         Berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan cenderung terkumpul di tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S : 1.2 atm dan berat jenis udara : 1 atm.
·         H2S dapat larut (bercampur) dengan air (daya larut dalam air 437 ml/100 ml air pada 0 0 C; 186 ml/100 ml air pada 400 C).
·         H2S bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam.
Pada kondisi normal, seseorang bernafas dengan menghirup udara yang terkandung oksigen sebagai salah satu bagian udara bebas, selain nitrogen dan unsur-unsur lainnya. Oksigen sangat dibutuhkan manusia untuk proses oksidasi di dalam tubuh. Oksigen yang masuk ke dalam paru-paru akan dibawa oleh darah ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Jika seseorang menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi oksigen yang masuk kedalam tubuh akan berkurang, sehingga kinerja otakpun akan terganggu. Tingkat konsentrasi gas H2S di otak yang semakin tinggi akan mengakibatkan lumpuhnya saraf pada indera penciuman dan hilangnya fungsi kontrol otak pada paru-paru. Akibat fatalnya adalah paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat hilang kesadaran dan meninggal dalam ukuran waktu tertentu.
5.      CO (Karbon Monoksida)
CO atau karbonmonoksida adalah gs yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Gas ini dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -192 0C. Sumber gas CO berasal dari gas buang kendaraan bermotor berbahan bakar fosil, proses industry, hasil kegiatan gunung berapi proses biologi dan lain-lain. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO akan lebih tinggi. Dalam konsentrasi yang tinggi gas CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Keracuanan gas CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan berupa pusing, sakit kepala dan mual. Sedangkan untuk keadaan yang lebih berat dapat berupa menurunnya kemampuan gerak tubuh, gangguan pada sisem kardiovaskuler, serangan jantung bahkan sampai pada kematian.
6.      NO2 (Nitrogen Dioksida)
Nitrogen merupakan salah satu pengukur atmosfer dengan kandungan yang paling tinggi. Tidak seperti oksigen yang mengalami disosiasi hampir sempurna menjadi mono atom di daerah atmosfer dengan altitude yang lebih tinggi, molekul nitrogen terdisosiasi secara langsung oleh radiasi ultra violet. Senyawa NO2 terbuang langsung ke udara bebas dari hasil pembakaran bahan bakar. Nitrogen dioksida (NO2) merupakan gas yang berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Senyawa NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara bebas, akan berikatan dengan oksigen untuk  membentuk NO2. Inilah  yang amat berbahaya karena senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan  membentuk asam nitrat. NO merupakan gas yang berbahaya karena mengganggu saraf pusat. reaksi kimia antara berbagai oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat menyebabkan asap awan fotokimi (photochemical smog).



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan:
1.      Kualitas udara ambien di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda antara lain : pada titik koordinat S= 070 23’31,3” dan E= 1090 43’55,3” pada jam 09:14, pada kondisi cuaca cerah dan suhu 30,50C didapatkan hasil SOx 0,9 µg/m3; NOx 0,0 µg/m3; O2 2,8 µg/m3; H2S 0,0 µg/m3; CO 0,0 µg/m3; NO2 0,0 µg/m3. Sedangkan pada titik koordinat S= 070 23’30,9” dan E= 1090 43’59,3” pada jam 09:45, pada kondisi cuaca cerah dan suhu 29,90C, didapatkan hasil SOx 0,6 µg/m3; NOx 0,0 µg/m3; O2 20,7 µg/m3; H2S 0,0 µg/m3; CO 4,5 µg/m3; NO2 0,05 µg/m3.
2.      Sumber pencemaran di kawasan industri Jalan Raya Kalibenda antara lain berasal dari asap pabrik kayu lapis, asap kendaraan bermotor, asap kegiatan dapur warung makan, debu dari jalan, pabrik pemotongan batu, dan SPBU.
B.     Saran
Untuk mengurangi pencemaran udara hendaknya kita memakai bahan bakar kendaraan bermotor yang ramah lingkungan, bukan bahan bakar kendaraan bermotor dari bahan bakar fosil. Selain itu gas buang yang di hasilkan oleh sebuah industri hendaknya terlebih dahulu di lakukan proses pengolahan untuk mengurangi resiko pencemaran udara langsung dari hasil buangan limbah gas industri.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pengetahuan Umum Tentang Gas H2s. Di Akses Tanggal 24 Mei 2011.
Anonim. 2011. Emisi Gas Buang Mobil Yang Berbahan Bakar Bensin. Di Akses Tanggal 24 Mei 2011.
Mukono, H. J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University  Press.
Mulia, R. M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Ridho, A. 2010. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Polutan Gas H2s Pada Lokasi Manifestasi Geothermal Gedung Songo Menggunakan Sensor Tgs 2602. Semarang : Undip.
Rukaesih, A. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta : Andi Offset.
Wardhana, W. A. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi.




LAMPIRAN
A.    Denah lokasi sumber pencemar
 

1 komentar:

  1. Kualitas udara dalam ruang dan upaya penyehatan udara dalam ruang juga sama pentingnya. Sebagian besar waktu beraktifitas dihabiskan dalam ruangan dan dengan gedung yang kebanyakan dibangun dengan rapat (tight building system), mengakibatkan konsentrasi polutan udara dalam ruang terkadang lebih tinggi dan berbahaya daripada udara luar. Ventilasi mekanis seperti ERV dapat membantu sirkulasi udara dan upaya penyehatan udara dalam ruang kita.

    http://www.cleanairindonesia.blogspot.com
    http://www.facebook.com/coolandcleanindonesia

    BalasHapus